Stereokontrol Dan Pembentukan Cincin
(Stereocontrol And Ring
Formation)
Stereocontrol
untuk cincin cyclohexane mapan dalam kimia organik, sebagian besar karena
posisi preferensial aksial / ekuatorial substituen pada cincin. Model
stereokontrol makrosiklik substitusi dan reaksi cincin menengah dan besar dalam
kimia organik, dengan unsur-unsur stereogenik jarak jauh memberikan pengaruh konformasi
yang cukup untuk mengarahkan hasil reaksi.
Asumsi
awal terhadap macrocycles dalam kimia sintetik menganggapnya terlalu floppy
untuk memberikan kontrol stereokimia atau regiokimia dalam suatu reaksi.
Eksperimen W. Clark Masih di akhir 1970-an dan 1980-an menantang asumsi ini, sementara beberapa yang lain menemukan data
kristalografi dan data NMR yang menyarankan cincin makrosiklik bukanlah
floppy, spesies yang didefinisikan secara tidak tepat banyak diasumsikan.
Sejauh
mana cincin makrosiklik baik kaku atau floppy sangat bergantung pada substitusi
cincin dan ukuran keseluruhan. Secara signifikan, bahkan preferensi konformasi
kecil, seperti yang dibayangkan dalam macrocycles floppy, dapat sangat
mempengaruhi keadaan dasar dari reaksi yang diberikan, menyediakan
stereocontrol seperti dalam sintesis miyakolide. Pemodelan komputasi dapat memprediksi
konformasi cincin menengah dengan akurasi yang wajar, karena masih menggunakan
perhitungan mekanika mekanika molekul untuk memprediksi konformasi cincin untuk
menentukan reaktivitas potensial dan hasil stereokimia.
Kelas
reaksi yang digunakan dalam sintesis produk alami di bawah model stereokontrol
makrosiklik untuk memperoleh stereokimia yang diinginkan meliputi: hidrogenasi
seperti pada neopeltolide dan (±)
-methynolide, epoksidasi seperti dalam
(±) -periplanone B dan lonomisin A, hidroborasi seperti dalam
9-dihidroerythronolide B, enolat
alkilasi seperti di (±) -3-deoxyrosaranolide, dihydroxylations seperti di
cladiell-11-ene-3,6, 7-triol, dan pengurangan seperti di eucannabinolide.
1. Kontrol
Stereo pada Sistem Asiklis.
Reaksi
pada molekul asiklis dapat menghasilkan diastereomer dan pengertian
“penontrolan stereokimia”, yang biasanya digunakan untuk suatu usaha
menghasilkan satu diastereomer sebagai produk utama dari reaksi. Usaha – usaha
untuk mengontrol stereokimia yang penting meliputi: Selektivitas markonikov
atau anti markonikov, Retensi atau inversi konfigurasi, Selektivitas cis-trans,
Selektivitas syn-anti dan Pengaruh khelasi heteroatom.
a. Selektivitas
Markonikov/ Anti Markonikov
Reaksi
khas yang menggambarkan adisi markonikov adalah reaksi HBr dengan 2-metil
2-butena yang menghasilkan 2-bromo 2-metil butana. Reaksi adisi anti markonikov
yang khas adalah adisi boran pada alkena, yang menghasilkan alkohol pimer,
setelah oksidasi terhadap intermediet alkil boran. Jika reaksi menghasilkan
karbokation, maka orientasi Markonikov pasti dihasilkan. Jika diinginkan adisi
anti-Markonikov, maka pengubahan pada mekanisme reaksi harus terjadi.
Reaksi HBr dengan
2-metil-2-butena yang menghasilkan 2-bromo-2-metil-butana.
b. Retensi
vs Inversi Konfigurasi
Contoh
sederhana untuk menginversi pusat stereokimia adalah mengkonversi gugus fungsi
menjadi gugus fungsi lainnya. Proses ini biasanya melibatkan alkohol atau
substrat amina. Jika alkohol dikonversi menjadi turunan dengan ikatan C – O
lemah serta adanya kecenderungan yang besar untuk terjadinya penggantian ,maka
tipe SN2 menjadi mungkin dengan inversi pusat stereogenik tersebut. Contoh
sederhana proses ini adalah konversi (S)-2-pentanol menjadi tosilat yang
sesuai, yang dapat diganti dengan nukleofilik seperti azida dan ada hasil,
dengan kontrol sempurna pusat stereogenik. Ini merupakan metode efektif untuk
menginversi pusat stereo dengan pengikatan gugus fungsi yang berbeda.
Contoh
pengontrolan konfigurasi pusat khiral adalah konversi alkohol sekunder khiral
menjadi klorida sekunder yang sesuai dengan tionil klorida
c. Selektivitas cis-trans
Kontrol
pada geometri cis-trans telah ditunjukkan pada reduksi alkuna dengan
hidrogenasi katalitik atau dengan logam alkali. Katalis Lindlar memungkinkan
terjadinya reduksi secara selektif terhadap alkuna menjadi cis-alkena.Keadaan
yang berlawanan, reaksi alkun dengan logam alkali akan menghasilkan trans-alkena.
Sekali lagi, pengertian utama terhadap perbedaan dua mekanisme reaksi tersebut
memungkinkan pengontrolan geometri cis-trans produk akhir.
Katalis
Lindlar memungkinkan terjadinya reduksi secara selektif terhadap alkuna menjadi
cis-alkena.
d. Selektivitas syn-anti
Reaksi
enolat yang dibicarakan sebelumnya merupakan contoh yang baik tentang kemampuan
untuk mempengaruhi atau mengontrol distereoselektivitas, dengan mengubah basa
atau kondisi reaksi lain. Produk-produk akhir dari serangkaian reaksi ini
adalah syn diastereomer dan anti diastereomer. Rekasi lain
di mana syn dan anti diastereomer dapat dibentuk, tetapi
satu yang perdominan, yaitu pada contoh konversi alkena menjadi 1,2-diol.
Metode untuk menghasilkan diol secara stereoselektif dimulai dengan epoksida,
yang dibentuk dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan
hidroksida (atau dangan nukleofil oksigen lain). Pada contoh ini, syn diol
dibentuk melalui pelepasan nukleofil hidroksida dari sisi belakang ke karbon
yang kurang terhalang. Hasil yang diperoleh adalah syn-diol. Dalam
beberapa hal,mungkin mengontrol pembukaan cincin epoksida,terutama terhadap
molekul siklis,seperti pada reaksi 1-fenilsikloheksena oksida dengan
hidroksida.
Metode
untuk menghasilkan diol secara streoselektif dimulai dengan epoksida yang
dibentuk dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan hidroksida
e. Khelasi
Heteroatom
Salah
satu faktor utama untuk mengontrol distereoselektivitas adalah pengaruh khelat
gugus-gugus heteroatom tetangga (pengaruh gugus tetangga). Keadaan ini dapat
ditunjukkan pada reaksi alkohol alilik khiral dengan asam peroksi. Koordinasi
dengan oksigen dan pelepasan oksigen elektrofilik dari sisi tersebut
menghasilkan alkohol epoksi.
Epoksidasi
asimetris Sharples memanfaatkan selektivitas yang timbul dari koordinasi dengan
alkohol alilik oleh penambahan agen khiral untuk mengontrol selektivitas.
Pengikatan alkohol alilik pada logam adalah penting untuk pelepasan oksigen
elektrofilik dan juga untuk pengontrolan orientasi alkena relatif terhadap agen
epoksidasi. Kecenderungan terjadinya khelat heteroatom tergantung pada pereaksi
yang digunakan. Zink borohidrida mengadakan koordinasi yang sangat kuat dengan
heteroatom, tetapi litium aluminium hidrida menunjukan selektivitas yang
kurang. Hal ini disebabkan oleh koordinasi yang lemah dengan heteroatom.
Salah
satu faktor utama untuk mengontrol diastereoselektivitas adalah pengaruh khelat
gugus-gugus heteroatom tetangga.
2. Stereo
Kontrol melalui precursor siklis
Sistem
siklis dapat digunakan untuk memprediksikan gugus fungsi, sering
dengan control regiokimia dan steriokimia. Cincin kemudian dibuka untuk
memperperoleh system asiklis, dan regioimia dan strereokimia
subtituen telah ditetapkan (ditemukan). Contoh penerapan masalah dilakukan
dengan cara disintesis senyawa organic secara efektif.
Penambahan
dan pengaturan gugus fungsi adalah konversi sikloheksanoan menjadi epoksiteron.
Penambahan dengan tosilhidrasin dalam asam asetat akan menyebabkan terjadinya
pemecahan cicin Eschenmoser dan menghasilkan. Hidrogenasi Lindlar memberikan
feromon seks utama dari Doglas fir Fussockmoth.
Reaksi
pembentukan cincin
Prinsip
serupa memandu konformasi energi terendah dari sistem cincin yang lebih besar.
Bersama dengan asas stereokontrol asiklik yang diuraikan di bawah ini,
interaksi halus antara substituen jarak jauh dalam lingkaran besar, analog
dengan yang diamati untuk 8-10 cincin beranggota, dapat mempengaruhi preferensi
konformasi dari sebuah molekul. Dalam hubungannya dengan efek substituen jarak
jauh, interaksi asiklik lokal juga dapat memainkan peran penting dalam menentukan
hasil reaksi makrosiklik. Fleksibilitas konformasi cincin yang lebih besar
berpotensi memungkinkan kombinasi stereokontrol asiklik dan makrosiklik untuk
reaksi langsung.
Permasalahan :
1. Kenapa digunakan epoksidasi Asimetris sharples dalam khelasi heteroatom?
2. Bagaimana kecenderungan terjadinya khelat heteroatom dalam suatu
reaksi?
DAFTAR PUSTAKA
Smith, M. B. 2017. Organic Synthesis Third
Edition. Belgium.